Sabtu, 31 Mei 2014

Harapan, Impian dan Kenyataan


Sebelumnya saya mau bersyukur terlebih dahulu karena saya termasuk wanita kekinian yang bisa dibilang gaul. Saya sudah mengenal twitter sejak 2009 lalu dan saya bersyukur karena berkat twitter saya menjadi wanita yang bisa dibilang cukup update untuk berita dalam maupun luar negeri. Beruntunglah bagi saya sebagai salah satu dari jutaan manusia pencinta sepakbola khususnya Manchester United yang memang sudah mengenal twitter maupun facebook, karena berkat media sosial itu saya dapat memiliki kesempatan untuk bisa mengunjungi Inggris khususnya kota Manchester secara GRATIS…TIS..TISSSSS! Beginilah sedikit cerita saya yang bisa saya tuliskan disini.

Izinkan saya memperkenalkan diri saya terlebih dahulu ya guys, nama saya Samirah dan saya merupakan satu dari jutaan, miliaran bahkan triliunan fans Manchester United. Sudah sejak kecil saya hidup di lingkungan keluarga yang memang mencintai sepakbola. Ayah saya adalah orang pertama yang meracuni saya tentang betapa indahnya menjadi seorang fans sepakbola. Bisa dibilang saya menjadi asisten beliau ketika saya berumur 7th hingga 16th. Asisten disini masih berhubungan dengan sepakbola pastinya. Di ajang penting seperti piala dunia contohnya, saya diberikan tugas penting untuk mencatat skor akhir di setiap pertandingannya. Siang dijadikan malam dan malam dijadikan siang. Begitulah beliau, orang pertama yang menyakini saya kalau orang yang ‘Gila Bola’ itu memang ada di dunia ini. Hingga akhirnya saya menemani ayah untuk menonton beberapa laga dan saya menikmatinya, sangat amat menikmatinya. Keindahan permainan yang mereka pertontonkan, riuh ramai ribuan fans yang ada di pinggir lapangan meneriakan beberapa nama pemain favoritnya, memberikan dukungan melalui beberapa chant  yang mereka nyanyikan, simpati mereka kepada pemain yang keluar diganti dengan bertepuk tangan serta empati yang mereka tunjukan ketika ada pemain lawan yang ditandu keluar lapangan karena cedera. Semua keindahan yang tergambar indah ketika saya menonton pertandingan sepakbola khususnya Manchester United. Pertama kali saya mulai menyukai Manchester United itu ketika saya kelas 2 SMP. Ayah saya adalah pencinta The Blues Chelsea dan saya pernah mencoba menyukai Chelsea tetapi saya tidak merasakan sesuatu yang spesial yang saya rasakan ketika saya menonton Manchester United. Tentang ayah saya, beliau sudah meninggal ketika saya kelas 1 SMA tepatnya 2 tahun setelah beliau mewariskan kegilaan beliau tentang sepakbola kepada saya. Terimakasih Abi atas warisanmu yang tidak ternilai harganya ini.

Keinginan saya untuk berangkat ke Old Trafford sudah saya impikan ketika kelas 2 SMP. Saya menuliskan 1 dari 12 impian saya di dalam buku keramat saya.

                

Saya tulis itu ketika kelas 2 SMP dan ketika itu tulisan saya masih jelek, walaupun sekarang juga masih jelek sih, hehe. Impian ke-11 dan ke-12 itu adalah impian terkuat dari beberapa impian saya ketika itu. Bedanya, impian ke-12 buat 'naikin' umi haji sudah kesampaian tinggal impian ke-11 yang masih dalam proses, InsyaALLAH.

Saya sering baca di google/media sosial lain untuk sekedar mencari tahu tentang berbagai makanan enak di inggris, tempat wisata yang bagus disana dan bagaimana sifat dan karakter orang inggris itu. Bisa dibilang, selama saya hidup hingga detik ini saya mencintai dunia sepakbola tanpa terkecuali. Saya mempelajari banyak tentang sepakbola begitupun tentang sejarah Manchester United. Saya memiliki koleksi buku opa alex dan sejarah Manchester United. Menjelang tahun baru, saya selalu berkata pada keluarga saya tentang niat saya untuk menginjakkan kaki saya di Inggris tepatnya kota Manchester dan lebih tepatnya di Old Trafford.

Mencabut beberapa rumput Old Trafford dan saya figura-kan rumputnya. Itu adalah hal pertama yang akan saya lakukan ketika nanti saya menginjakan kaki saya di Old Trafford. Menuliskan nama ayah saya di salah satu kursi penonton di stadium Stamford Brigde chelsea adalah hal kedua yang akan saya lakukan. Ini adalah satu dari rasa terimakasih saya kepada beliau, karena berkat beliau juga saya menjadi seorang united fan. Yang terakhir mendapatkan tanda tangan Gerrard adalah hal ketiga yang wajib saya lakukan. Akan saya persembahkan tanda tangan itu untuk seseorang yang saya cintai tetapi sudah pergi meninggalkan dunia ini tepatnya 1 tahun yang lalu. . Bisa dibilang mereka termasuk orang yang menegaskan saya bahwa tidak ada kata lain untuk tidak pergi ke Inggris. Saya harus dan wajib berangkat ke Inggris untuk mereka orang yang saya cintai di dunia ini.

Saya penasaran bagaimana hangatnya united fans di Old Trafford ketika Manchester United menang, khawatirnya united fans di Old Trafford ketika Manchester United dalam posisi yang hampir kalah bahkan mengalami kekalahan dan ketika Manchester United berada dalam kondisi terpuruk musim ini, rasanya saya ingin sekali berada di Old Trafford dan melihat jelas kesetian mereka (United Fans) untuk tetap mendukung bagaimanapun kondisi club saat itu.

Hanya 838 kata yang sanggup saya ceritakan disini, tapi percayalah lebih dari ratusan, ribuan bahkan tak terhingga kata yang mampu menggambarkan betapa saya menginginkan untuk pergi ke Inggris. Saya bersyukur karena saya diberikan rasa percaya diri yang kuat oleh Allah sehingga saya selalu percaya jika suatu saat nanti, keinginan saya untuk pergi ke Old Trafford diatas ini akan menjadi nyata dan suatu saat nanti juga akan saya tuliskan pengalaman saya setelah berhasil menginjakan kaki di Inggris nanti, Amin.

Akhir kata saya ucapakan terimakasih kepada mister potato yang selalu menjadi teman bergadang saya selama ini dan terimakasih juga kepada semua pihak yang mengadakan lomba ini, karena berkat kalian-lah suara hati kami dapat terbaca oleh dunia, hehehe. Wassalam.

Selfie bareng Mister Potato