Sebagai wanita
yang pernah punya ‘Tulang Rusuk Karbitan’ alias belum jadi tulang rusuk
yang sebenarnya, saya telah lulus seleksi kak Indra untuk bisa mengikuti #SayembaraTulangRusukSusu *Semoga gak dikira
sombong, walaupun emang mau nyombong*.
Baiklah…
beginalah cerita saya.
Seperti apa yang
kak Indra bilang di blognya, sebagai wanita saya berada di posisi tulang
rusuknya. Beh! Keren gak tuh, di cari-cari sama cowok-cowok yang lumayan
ganteng. Eits. Kenyataannya gak se-keren itu kok. Tulang Rusuk Karbitan yang
masih saya ingat itu namanya Indra. Sayangnya, bukan Indra Widjaya. Kalo Indra
Widjaya sih insyaALLAH jadi tulang rusuk saya beneran #Ngarep. Fokus.. fokus..
Indra itu
tetangga saya. Orangnya tinggi, putih, ganteng sih menurut saya. Harapan awal
saya sih pengennya dia ngajak kenalan, minta no hp dan menyatakan cinta. Tapi,
kenyataannya gak gitu. Waktu itu saya masih kelas 1 SMA dan dia juga SMA tapi
gak tau kelas berapa, secara kita belum kenalan. Walaupun SMA kita beda, entah
kenapa kita selalu disatukan dalam angkot yang sama *so sweet kan*. Hampir tiap
hari kita satu angkot. Dia selalu duduk di pojok belakang sebelah kiri dan saya
selalu ada di depannya, alias pojok belakang sebelah kanan. Satu minggu sudah
kami selalu satu angkot dan duduk berhadapan tapi dia sama sekali tidak melirik
saya ataupun sekedar menyapa. Mulai saat itu, saya sadar kalau dia adalah tipe
lelaki berhati dingin alias cuek. Wanita mana yang mau suka sama lelaki berhati
dingin kayak gitu? Ya jelas, Tidak ada Saya.
Sebagai wanita
yang selalu mengutamakan harga diri, saya memutuskan untuk tidak lagi berharap
mendapatkan hatinya walaupun hati ini pedih harus melupakannya #tsah. Tapi,
rupanya takdir cinta masih berbaik hati pada saya ketika itu. Tepat hari ke-8
setelah kita selalu di tempatkan di angkot yang sama, sepertinya dia sudah
menyadari bahwa ada bidadari cantik di dalam angkot yang dia tumpangi. Hari
itu, dia senyum dan berkata “Hai, kamu anaknya Bu Sri ya? Aku Indra, salam
kenal ya.” Oh..God. Apa mungkin selama delapan hari ini dia mencari tahu saya
anak siapa, nama bapaknya siapa, anak keberapa, punya peliharaan apa, makanan
kesukaan saya apa, lulusan dari SMP, SD dan TK mana? Gak selebay itu sih.
Setelah ngobrol
panjang lebar di angkot, cerita sebenarnya tidak seperti itu. Selama delapan
hari itu dia ingin sekali menyapa, tapi setelah melihat dari tatapan wajah saya,
dia mengurungkan niat untuk itu. Dia bilang sih tatapan mata saya itu
menyeramkan. Cuma gara-gara itu gak berani nanya? Hih.. payah! *Tapi
kenyataannya saya masih tetap suka, jadi kalian bisa bilang saya yang payah
disini.*
Setelah hari
itu, setiap kita satu angkot dia bercerita banyak hal seru dan saya semakin
menyukainya. Singkat cerita, setelah 13
hari kita satu angkot bersama dan 6 hari kita mulai bercerita satu sama lain
akhirnya dia memberanikan diri untuk meminta no handphone saya. Setiap waktu
shalat dia selalu menyempatkan diri untuk sms saya “Udah adzan tuh, jangan lupa
shalat ya ;).” Dia benar-benar calon imam yang baik, wahai Indraku. Kami
semakin dekat dan mulai saat itu saya mulai menyadari ada yang salah dari
hubungan kita. Sebagai pakar cinta yang sudah menyomblangkan lebih dari 6
orang, saya bisa menyadari bahwa tidak ada tanda-tanda keseriusan dari
perhatian dia pada saya selama ini. Saya juga tidak melihat adanya binar-binar
cinta yang muncul dimatanya ketika itu. Hingga akhirnya dugaan saya benar. Dia
yang mulai berani mengungkapkan isi hatinya bercerita kalau dia sepertinya
mulai menyukai seorang wanita dan dia adalah Siti (Nama disamarkan demi
kebaikan saya pribadi) dia adalah tetangga kami juga dan ternyata dia satu
sekolah bahkan satu kelas dengan Indra. Sesama kelas 3 SMA, diam-diam mereka
sering mengerjakan tugas sekolah bersama di rumah Siti *Informasi terpercaya
dari mata-mata saya, yang kebetulan tinggal di dekat rumah Siti.*Rasanya hati
saya seperti disayat-sayat oleh pisau. Sakittttt. Jauh sebelum saya mengenal
Indra, ternyata si Siti sudah terlebih dulu kenal sama Indra. Menurut cerita
Indra, ternyata Indra pernah nembak Siti tapi belum ada respon yang baik dari
dia. Akhirnya dia meminta bantuan saya, ternyata dia menanggapi serius cerita
saya mengenai keberhasilan saya menjodohkan lebih dari 6 orang. Tentunya dia
menganggap saya sebagai seorang mak-comblang yang handal. Duh, Indra! Tega
sekali kau padaku. Begitu polos dan gampangnya kau mengatakan hal mengerikan
itu pada hati saya yang suci ini.
Sebagai wanita
yang memiliki harga diri, saya marah dong. Saya sudah terlanjur mengartikan
semua ini dalam rangkaian pendekatan dia untuk mendapatkan saya. Tapi justru
sebaliknya. Saya harus menerima kenyataan bahwa dia sudah melukai hati saya. Setelah kejadian
itu, saya tidak lagi mau satu angkot dengannya. Saya juga tidak membalas
ataupun mengangkat teleponnya sama sekali. Saya seringkali menghindar ketika
dia mulai mendekati untuk sekedar menyapa. Satu hal yang pasti ketika itu
adalah saya tidak bisa semudah itu melupakannya. Saya Samirah, 16th
yang gagal move on.
Setelah 2th
berlalu, saya benar-benar kehilangan sosok Indra di hidup saya. Saya tidak tahu
apa dia kuliah ataupun kerja. Tak ada kabar darinya, jelas saja mungkin dia
bosan karena saya tidak pernah
menanggapinya lagi. Sedih ternyata harus menerima kenyataan dan harus
menyelematkan harga diri tanpa memikirkan sedikitpun tentang hati kecil saya
yang menginginkan kita seperti dulu lagi. Ummi pernah bilang kalau jodoh emang
gak kemana. Sekuat apapun saya menginginkannya untuk menjadi tulang rusuk saya,
ketika takdir tidak berkehendak saya
hanya bisa berterimakasih, karena mungkin bukan dia lelaki yang pantas
untuk menjadi pendamping saya.
Setelah 2,5th
berlalu, saya akhirnya melihat dia kembali ke tempat dimana kami saling
melihat. Dia kembali pulang kerumah dan saya berusaha untuk memperbaiki
semuanya dari awal. Saya yang pertama kali menyapanya dan bertingkah seolah
tidak terjadi apa-apa dengan kita dulu. Ternyata sapaan lembut saya sangat
ditanggapi baik oleh Indra. Kami kembali seperti dulu. Kami mulai berbagi
cerita mengenai semua hal yang kami tidak ketahui selama 2,5th ini. Ternyata
dia tidak melanjutkan ke Perguruan Tinggi, melainkan dia memilih untuk bekerja
di sebuah perusahaan yang cukup besar di
kota saya. Berita yang paling saya tunggu adalah dia masih jomblo, sama seperti
saya. Singkat cerita, tidak lama dari pertemuan baru kami, dia menyatakan cinta
pada saya dan saya menerima cintanya *Coba dari dulu*. Apakah saya senang?
Biasa saja. Tidak ada perasaan yang begitu besar padanya lagi. Saya suka sama
dia tapi tidak ada hal lain yang mendasari saya untuk tetap terus bersama dia.
Saya baru sadar,
ternyata tidak semudah itu memiliki perasaan cinta sekuat saya mencintai Umi
dan Abi sebagai orang berarti di hidup saya. Saya memang sudah berhasil
memilikinya, tapi tidak ada perasaan bahagia seperti ketika pertama saya
mengharapkan dia untuk menjadi tulang rusuk sejati kelak. Mulai dari pendekatan
karakter satu sama lain lalu rasa saling memahami, kemudian keadaan dimana kita
bisa saling melengkapi kekurangan kita masing-masing, tanpa sedikitpun
mengumbar kelebihan masing-masing lalu tahap yang paling serius adalah
timbulnya perasaan yang amat sangat kuat yang menjadikan dua orang menjadi
terikat satu sama lain dan saling melindungi satu sama lain. Itu adalah tahapan
ketika seharusnya saya menemukan tulang rusuk saya kelak. Oh iya, saya sama
Indra sudah putus. Kami hanya pacaran selama 13 hari saja. Saya dengar sih,
Indra sudah menikah dengan Siti. Tuhkan, bener kata Ummi kalo jodoh emang gak
kemana.
Intinya sih, gak
semua orang dengan mudahnya mendapatkan Tulang Rusuknya. Pacarannya lama, eh,
nikahnya sama orang lain. Itu namanya gak jodoh. Yang baik sih banyak, tapi soulmate hidup tuh
cuma satu gak lebih. Inget Cuma satu!
Dear Tulang
Rusuk saya, kamu harus inget kalo masih ada bidadari surga diantara bidadari-bidadari
yang mengelilingimu sekarang (Re: Saya). Pesan saya ; Jangan merokok! Karena
merokok itu membunuhmu. Sekian dan terimakasih.
Mohon maaf
apabila cerita mengenai Tulang Rusuk Karbitan
saya ini sangat singkat, karena saya samirah wanita 20th lebih 3 bulan
sudah berhasil move on darinya. Jadi tidak begitu banyak ingatan dan cerita
manis yang saya kenang dengannya. Mungkin suatu saat nanti, tidak ada lagi
sedikitpun kenangan yang tersisa dengannya lagi, yang ada hanya sekumpulan
cerita manis tentang aku dan kamu. Wahai calon Tulang Rusukku.
Pantesan aja menang #SayembaraTulangRusukSusu alur'a gak ribet, menarik! Ditunggu buku'a, de ;)
BalasHapusAlhamdulillah, terimakasih sudah baca ya ;)
HapusWuiih menang, selamat ya :D
BalasHapusSemoga kelak dapetin tulang rusuk permanennya. Masih muda, jalan hidup masih panjang. Semangaaat :)
Hehe terimakasih ya. Amin-amin :D
HapusKeren, ka ceritanya! Congrats menang #SayembaraTulangRusukSusu ;)
BalasHapusAlhamdulillah, makasih ya :)
Hapusaaaaaa keren, padahal masih pengen baca ceritanya lai. ditunggu loh buku" atau cerpen"nya .
BalasHapusAlhamdulillah, terimakasih yah sudah mau baca sampai akhir ;))
Hapus